Kategori: Uncategorized

  • KOLOSEUM YANG KAYA AKAN SEJARAH

    KOLOSEUM YANG KAYA AKAN SEJARAH

    Koloseum (bahasa Latin: Colosseum atau Colisseum; bahasa Italia: Colosseo) adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, dibangun oleh Vespasian. Tempat pertunjukan yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Amphitheatrum Flavium, yang termasuk salah satu dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang didirikan oleh Wali kota Vespasianus pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus,dan menjadi salah satu karya terbesar dari arsitektur Kekaisaran Romawi yang pernah dibangun. Koloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton.

    Konstruksi bangunan

    Colosseum dibangun pada pemerintahan Vespasian pada tahun 72 M dan terselesaikan oleh anaknya Titus pada tahun 80 M. Colosseum didirikan berdekatan dengan sebuah istana megah yang sebelumnya dibangun Nero, yang bernama Domus Aurea yang dibangun sesudah kebakaran besar di Roma pada tahun 64 M. Dio Cassius seorang ahli sejarah mengatakan bahwa ada sekitar 9000 hewan buas yang telah terbunuh di 100 hari sebagai perayaan peresmian dan pembukaan Colosseum tersebut. Lantai dari arena Colosseum tertutupi oleh pasir untuk mencegah agar darah-darah tidak mengalir ke mana-mana.

    Pertunjukan

    Di Koloseum pada saat itu adalah tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukan yang spektakuler, yaitu sebuah pertarungan antara binatang (venetaiones), pertarungan antara tahanan dan binatang, eksekusi tahanan (noxii), pertarungan air (naumachiae) dengan cara membanjiri arena, dan pertarungan antara gladiator (munera). Selama ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan Colosseum.

    Sejarah penamaan

    Nama dari Koloseum seperti pada di atas diambil dari nama sebuah patung setinggi 130 kaki atau 40 m, Colossus. Patung Colossus dibuat ulang sebagai pengganti Nero sebagai perumpamaan dari Sol dewa matahari, dengan menambahkan mahkota matahari. Di waktu pertengahan tahun, patung colossus telah menghilang. Seorang ahli mengatakan bahwa sejak patung itu terbuat dari tembaga, patung itu telah dileburkan untuk digunakan kembali.

    Selain diambil dari nama Colosseum, Colosseum juga disebut sebagai Flavian Amphitheatre yang tidak diketahui siapa yang memberi nama itu. Di Italia, Colosseum diberi nama il colosseo tetapi bahasa Roma lainnya menggunakan nama le colisée dan el coliseo untuk menyebutkan Colosseum.

    Deskripsi

    Koloseum berukuran cukup besar. Dengan tinggi 48 m, panjang 188 m, lebar 156 m dan luas seluruh bangunan sekitar 2.5 ha membuat Koloseum terlihat begitu besar dan luas. Arenanya terbuat dari kayu berukuran 86 m x 54 m, dan tertutup oleh pasir. Bentuk elips atau bulat dari Koloseum gunanya untuk mencegah para pemain untuk kabur ke arah sudut dan mencegah para penonton untuk berada lebih dekat dengan pertunjukan.

    Koloseum merupakan hasil karya yang sangat hebat. Tempat itu dikatakan sebagai stadium yang hebat dan spektakuler dikarenakan oleh bentuk dan struktur dari Koloseum itu. Sampai sekarang pun, Koloseum masih dikatakan sebagai stadion yang hebat dan spektakuler. Tempat duduk di Koloseum dibagi menjadi tingkatan-tingkatan yang berbeda berdasarkan status sosial dalam masyarakat Romawi.

    Podium utama di yang terletak di bagian utara dan selatan untuk Kaisar dan keluarganya, pada tempat ini memberikan pemandangan yang terbaik dilihat dari arena, terdapat tempat istirahatnya, tempat penyimpanan harta juga berada di tingkat ini. Kemudian pada tingkat yang sama dengan platform yang lebih luas merupakan podium khusus untuk para senator Roman, yang boleh membawa kursi sendiri. Nama-nama beberapa senator masih dapat dilihat dari ukiran pada batu yang menjadi tempat duduknya.

    Pada tingkat berikutnya disebut maenianum primum, yang dikhususkan untuk para bangsawan Roman. Selanjutnya pada tingkat ketiga adalah maenianum secundum yang dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian. Bagian paling bawah (immum) digunakan untuk para orang kaya, di bagian atasnya lagi (summum), digunakan untuk rakyat jelata. Dan yang terakhir, di bagian kayu (maenianum secundum in legneis) adalah tempat yang strukturnya dari kayu di paling atas bangunan. Tempat itu merupakan tempat untuk berdiri saja yang digunakan untuk para wanita rendahan.

    Setelah 2 tahun Colosseum digunakan sebagai tempat pertunjukan, Anak termuda Vespasian yang bernama Domitian memerintahkan untuk mengkonstruksikan area bawah tanah (hypogeum), dua tingkat jalur bawah tanah yang saling berhubungan berupa terowongan dan kurungan dimana para gladiator dan binatang ditempatkan sebelum pertarungannya dimulai. Disana juga disediakan jebakan-jebakan berupa pintu jebakan yang digunakan untuk mencegah masuknya hewan-hewan buas yang tidak direncanakan ke arena dan untuk menjaga tempat penyimpanan senjata di dalam koloseum tersebut.

    Sejarahnya kemudian

    Colosseum masih digunakan sampai tahun 2017, meskipun telah rusak kebakaran karena disambar petir. Colosseum telah diperbaiki pada tahun 238 dan permainan gladiator berlanjut sampai umat kristen secara berangsur-angsur menghentikan permainan tersebut karena terlalu banyak memakan korban jiwa.

    Bangunan tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai macam jenis binatang sampai pada tahun ke 524. Dua gempa bumi pada tahun 442 dan 508 menyebabkan kerusakan yang parah pada bangunan tersebut. Pada Abad pertengahan, Colosseum rusak sangat parah akibat gempa bumi lagi yakni pada tahun 847 dan 1349 dan dijadikan sebagai benteng dan sebuah gereja juga didirikan disana.

    Banyak batu marmer digunakan untuk melapisi dan membangun kembali bagian-bagian Koloseum yang telah rusak karena terbakar. Pada abad 16 dan 17, keluarga-keluarga Roman menggunakan Colosseum sebagai tempat pengambilan batu marmer untuk konstruksi bangunan St. Peter’s Basilica dan kediaman khusus palazzi, keluarga Roman.

    Pada tahun 1749, ada sebuah bentuk dari pemeliharaan Colosseum. Paus Benediktus XIV melarang untuk menggunakan Colosseum sebagai tempat penambangan. Pada tahun 2000 ada sebuah protes keras di Italia dalam rangka menentang penggunaan hukuman mati untuk negara-negara di seluruh dunia (di Italia, hukuman mati dihapuskan pada tahun 1948). Beberapa demonstran memakai tempat di depan Colosseum. Sejak saat itu, sebagai sebuah isyarat menentang kapitalis tersebut, penduduk lokal mengganti warna Colosseum di malam hari dari putih menjadi emas dengan menggunakan penerangan berupa lilin dan lampu neon sampai pada saat dimana seluruh dunia menghapuskan tindakan penghukuman mati itu.

    Letak Colosseum

    Colosseum didirikan di tengah Kota Roma, Italia, berdekatan dengan Istana megah bernama Domus Aurea atau Golden House yang dulu dibangun oleh Kaisar Nero. Istana tersebut dibangun setelah terjadi kebakaran besar selama 9 hari di Roma pada tahun 64 Masehi.

    Saat ini lokasi tempat Colosseum berdiri beralamat di Piazza del Colosseo, 1 00184 Roma, Italia.

    Berbagai Fungsi Colosseum

    Pada masa abad pertengahan, Colosseum merupakan tempat untuk mengadakan kontes gladiator dan berbagai macam pertunjukkan.

    Di antaranya seperti pertunjukkan pertempuran laut, perburuan binatang, eksekusi, peragaan ulang pertempuran populer, dan drama yang ceritanya diangkat dari kisah-kisah mitologi.

    Namun, mulai akhir abad ke-6, Colosseum sudah tidak lagi digunakan untuk menyuguhkan hiburan pada warga Roma.

    Pada abad pertengahan ini, Colosseum digunakan sebagai Gereja dan kemudian digunakan sebagai benteng pertahanan oleh dua keluarga terkemuka dari Roma yaitu keluarga Frangipane dan Annibaldi.

  • PETRA KOTA BERSEJARAH

    PETRA KOTA BERSEJARAH

    Petra (bahasa Arab: ٱلْبَتْرَا, translit. Al-Batrāʾ; bahasa Yunani Kuno: Πέτρα, “Batu”, Nabatea: Templat:Script/Nabataean), awalnya dikenal penduduknya sebagai Raqmuadalah kota bersejarah dan arkeologi di Yordania selatan. Berbatasan dengan gunung Jabal Al-Madbah, di cekungan yang dikelilingi oleh pegunungan yang membentuk sisi timur lembah Arabah yang membentang dari Laut Mati ke Teluk Aqaba. Daerah sekitar telah dihuni sejak 7000 SM, dan orang-orang Nabatea mungkin telah menetap di tempat yang akan menjadi ibu kota kerajaan mereka pada awal abad ke-4 SM. Pekerjaan arkeologi hanya menemukan bukti kehadiran Nabatea sejak abad kedua SM, pada saat itu Petra telah menjadi ibu kota mereka. Orang-orang Nabatea adalah orang Arab nomaden yang berinvestasi di Petra yang dekat dengan rute perdagangan dupa dengan menjadikannya sebagai pusat perdagangan regional utama.

    Bisnis perdagangan memperoleh pendapatan yang cukup besar bagi orang Nabatea dan menjadi fokus kekayaan mereka. Orang-orang Nabatea terbiasa hidup di gurun tandus, tidak seperti musuh mereka, dan mampu mengusir serangan dengan memanfaatkan medan pegunungan di daerah itu. Mereka sangat ahli dalam memanen air hujan, pertanian dan ukiran batu. Petra berkembang pada abad ke-1 M, ketika struktur Al-Khazneh yang terkenal – diyakini sebagai makam raja Nabatea Aretas IV – dibangun, dan populasinya mencapai sekitar 20.000 jiwa.

    Meskipun kerajaan Nabatea menjadi negara klien Kekaisaran Romawi pada abad pertama SM, baru pada tahun 106 M ia kehilangan kemerdekaannya. Petra jatuh ke tangan Romawi, yang mencaplok Nabatea dan menamainya sebagai Arabia Petraea. Pentingnya Petra menurun ketika rute perdagangan laut muncul, dan setelah gempa bumi pada tahun 363 menghancurkan banyak bangunan. Di era Bizantium beberapa gereja Kristen dibangun, tetapi kota itu terus menurun, dan pada era Islam awal kota itu ditinggalkan kecuali segelintir pengembara. Itu tetap tidak diketahui sampai ditemukan kembali pada tahun 1812 oleh Johann Ludwig Burckhardt.

    Akses ke kota melalui 12-kilometer-panjang (7+12 mi)

    ngarai yang disebut Siq, yang mengarah langsung ke Khazneh. Terkenal dengan arsitektur rock-cut dan sistem saluran airnya, Petra juga disebut “Kota Mawar” karena warna batu dari mana ia diukir. Ini telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1985. UNESCO telah menggambarkan sebagai “salah satu kekayaan budaya paling berharga dari warisan budaya manusia”.Pada tahun 2007, Al-Khazneh terpilih sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Dunia Baru. Petra adalah simbol Yordania, sekaligus objek wisata Yordania yang paling banyak dikunjungi. Jumlah wisatawan mencapai puncaknya pada 1,1 juta wisatawan pada tahun 2019, menandai pertama kalinya angka tersebut naik di atas angka 1 juta. Pariwisata di kota itu lumpuh oleh pandemi COVID-19, tetapi segera mulai meningkat lagi, mencapai 260.000 pengunjung pada tahun 2021

    Daftar UNESCO warisan Petra dan Badui kuno

    Bidoul/Bidul (Petra Badui) dipindahkan secara paksa dari gua tempat tinggal mereka di Petra ke Umm Sayhoun/Um Seihun oleh pemerintah Yordania pada tahun 1985, sebelum proses penunjukan UNESCO. Mereka diberi perumahan yang dibangun dari blok dengan beberapa infrastruktur termasuk khususnya sistem pembuangan kotoran dan drainase. Di antara enam komunitas di Wilayah Petra, Umm Sayhoun adalah salah satu komunitas yang lebih kecil. Desa Wadi Musa adalah yang terbesar di daerah tersebut, sebagian besar dihuni oleh Layathnah Badui, dan sekarang merupakan pemukiman terdekat dengan pusat pengunjung, pintu masuk utama melalui Siq dan situs arkeologi umumnya. Umm Sayhoun memberikan akses ke ‘rute belakang’ ke situs, rute pejalan kaki Wadi Turkmaniyeh

    Pada tanggal 6 Desember 1985, ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia. Dalam jajak pendapat populer pada tahun 2007, itu juga dinobatkan sebagai salah satu 7 Keajaiban Dunia Baru. Taman Purbakala Petra (PAP) menjadi badan hukum otonom atas pengelolaan situs ini pada Agustus 2007.

    Bidoul milik salah satu suku Badui yang warisan budaya dan keterampilan tradisionalnya diproklamasikan oleh UNESCO dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2005 dan tertulis pada tahun 2008.

    Pada tahun 2011, setelah fase perencanaan proyek 11 bulan, Otoritas Kawasan Pengembangan dan Pariwisata bekerja sama dengan DesignWorkshop dan JCP s.r.l menerbitkan Rencana Induk Strategis yang memandu rencana pengembangan Wilayah . Hal ini dimaksudkan untuk memandu rencana pembangunan Kawasan secara efisien, seimbang dan berkelanjutan selama 20 tahun ke depan untuk kepentingan penduduk lokal dan Yordania pada umumnya. Sebagai bagian dari ini, Rencana Strategis dikembangkan untuk Umm Sayhoun dan sekitarnya.

    Proses penyusunan Renstra mempertimbangkan kebutuhan kawasan dari lima perspektif:

    • Perspektif sosial ekonomi
    • Perspektif Taman Arkeologi Petra
    • Perspektif produk wisata Petra
    • Perspektif penggunaan lahan
    • Perspektif lingkungan

    Masalah

    Situs ini mengalami sejumlah ancaman, termasuk runtuhnya struktur kuno, erosi dari banjir dan drainase air hujan yang tidak tepat, pelapukan dari upwelling garam, restorasi yang tidak tepat dari struktur kuno dan pariwisata yang tidak berkelanjutan. terakhir telah meningkat secara substansial, terutama karena situs tersebut menerima liputan media yang luas pada tahun 2007 selama kampanye Internet dan ponsel 7 Keajaiban Dunia Baru.

    Dalam upaya untuk mengurangi dampak dari ancaman tersebut, Petra National Trust (PNT) didirikan pada tahun 1989. Ini telah bekerja dengan banyak organisasi lokal dan internasional pada proyek-proyek yang mempromosikan perlindungan, konservasi, dan pelestarian situs Petra. Selain itu, UNESCO dan ICOMOS baru-baru ini berkolaborasi untuk menerbitkan buku pertama mereka tentang ancaman manusia dan alam terhadap situs Warisan Dunia yang sensitif. Mereka memilih sebagai contoh pertama dan paling penting dari lanskap yang terancam. Presentasi Tourism and Archaeological Heritage Management at Petra: Driver to Development or Destruction? (2012) adalah serial pertama yang membahas sifat alami dari bangunan, kota, situs, dan wilayah yang memburuk ini.

    People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) merilis video pada 2018 yang menyoroti pelecehan terhadap hewan pekerja di Petra. PETA mengklaim bahwa hewan dipaksa untuk membawa turis atau menarik kereta setiap hari. Video tersebut menunjukkan pawang memukul dan mencambuk hewan pekerja, dengan pemukulan yang semakin intensif ketika hewan tersendat. PETA juga mengungkapkan beberapa hewan yang terluka, termasuk unta dengan luka terbuka yang dipenuhi lalat. Otoritas Yordania yang menjalankan situs tersebut merespons dengan mengusulkan klinik dokter hewan, dan dengan menyebarkan kesadaran di antara para penangan hewan. Pada tahun 2020, lebih banyak video yang dirilis oleh PETA menunjukkan bahwa kondisi hewan belum membaik, dan pada tahun 2021, organisasi tersebut menjalankan apa yang tampaknya menjadi satu-satunya klinik hewan di daerah tersebut

    Konservasi

    Petra adalah situs di persimpangan warisan alam dan budaya yang membentuk lanskap budaya yang unik. Sejak Johann Ludwig Burckhardt alias Sheikh Ibrahim pernah menemukan kembali reruntuhan kota di Yordania, pada tahun 1812, the situs warisan budaya telah menarik orang yang berbeda yang berbagi minat dalam sejarah kuno dan budaya Nabatea seperti wisatawan, peziarah, pelukis dan sarjana. Namun, baru pada akhir abad ke-19 reruntuhan itu didekati secara sistematis oleh para peneliti arkeologi.Sejak itu penggalian arkeologi reguler dan penelitian yang sedang berlangsung tentang budaya Nabatea telah menjadi bagian dari situs warisan budaya dunia UNESCO saat ini . Melalui penggalian di Taman Arkeologi Petra, semakin banyak warisan budaya Nabatea yang terpapar dampak lingkungan. Masalah utama adalah pengelolaan air yang berdampak pada warisan yang dibangun dan fasad batu yang dipahat. Banyaknya penemuan dan paparan struktur dan temuan menuntut tindakan konservasi yang menghormati keterkaitan antara lanskap alam dan warisan budaya, khususnya hubungan ini merupakan tantangan utama di Situs Warisan Dunia UNESCO

    Pelestarian warisan budaya

    Dalam beberapa tahun terakhir, kampanye dan proyek konservasi yang berbeda didirikan di situs warisan budaya .Karya utama pertama difokuskan pada situasi pintu masuk Siq untuk melindungi wisatawan dan untuk memfasilitasi akses. Juga, proyek yang berbeda untuk konservasi dan penelitian konservasi dilakukan. Berikut adalah daftar proyek, yang akan dilanjutkan.

    • 1958 Restorasi pilar ketiga gedung Perbendaharaan (Al-Khazneh). Proyek ini didanai oleh Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID)
    • 1974-1990 Pekerjaan konservasi di area galian Kuil Singa Bersayap
    • 1981 Karya restorasi yang berbeda oleh Departemen Purbakala Yordania
    • 1985 Pekerjaan restorasi di Kuil Qasr El Bint oleh Departemen Purbakala Yordania
    • 1990–1998 Penggalian dan Konservasi Gereja Bizantium oleh Pusat Penelitian Amerika (ACOR)
    • 1992–2002 Pusat Konservasi dan Restorasi di Petra CARCIP, Proyek GTZ Jerman.
    • 1993–2000 Penggalian, konservasi dan restorasi Kuil Agung, didanai oleh Brown University, AS.
    • 1996 dan seterusnya, Restorasi Siq dan rehabilitasi lantai Siq oleh Petra National Trust yang didirikan oleh Dana mitra Yordania-Swiss, Lembaga Pembangunan Swiss dan Dana Monumen Dunia.
    • 2001 Pemugaran altar di depan Casr Bint Firaun oleh UNESCO
    • 2003 Pengembangan rencana konservasi dan pemeliharaan sistem drainase kuno untuk melindungi fasad potongan batu
    • 2003–2017 Evaluasi desalinasi dan restorasi di fasad makam
    • 2006–2010 Pelestarian dan Konsolidasi Lukisan Dinding di Siq al Barid oleh Petra National Trust bekerja sama dengan Departemen Purbakala Yordania dan Institut Seni Courtauld (London).
    • 2009 dan seterusnya, upaya baru untuk melestarikan dan merehabilitasi Kuil Singa Bersayap oleh Manajemen Budaya Kuil Singa Bersayap (TWL CRM) Inisiatif, Taman Arkeologi Petra (PAP) dan Departemen Purbakala Yordania
    • 2016–2019 Karakterisasi dan Konservasi Lukisan pada Dinding dan Patung dari Nabatean “Proyek Konservasi Lukisan (PPCP)”, didanai oleh Yayasan Penelitian Jerman (Nomor proyek 285789434)

    Keyakinan

    Politeisme

    Petra, kota kuno yang terletak di wilayah yang sekarang menjadi Yordania, memiliki keterkaitan yang kuat dengan politeisme, terutama melalui penyembahan dewa utama mereka yang bernama Dushara. Berikut adalah hubungan Petra dengan politeisme dan Dushara:

    1. Dushara sebagai Dewa Utama: Dushara adalah salah satu dewa utama yang disembah oleh orang Nabatean, suku yang mendirikan Petra. Dushara dianggap sebagai dewa pelindung kota Petra dan suku Nabatean secara keseluruhan. Kuil utama Dushara terletak di pusat kota Petra, dan tempat ini merupakan pusat ibadah bagi orang Nabatean.
    2. Kuil-Kuil di Petra: Kota Petra memiliki beberapa kuil yang didedikasikan untuk Dushara dan dewa-dewa lainnya. Kuil-kuil ini adalah tempat untuk upacara keagamaan dan pengorbanan kepada dewa-dewa tersebut. Salah satu kuil yang terkenal adalah Kuil Dushara yang berada di kawasan yang dikenal sebagai Al-Khazneh atau The Treasury.
    3. Relief dan Prasasti: Di Petra, terdapat relief dan prasasti yang menggambarkan Dushara dan dewa-dewa lain dalam bentuk patung dan gambar-gambar. Ini mencerminkan pentingnya Dushara dalam kehidupan agama dan budaya orang Nabatean di Petra.
    4. Hubungan dengan Politeisme: Petra adalah contoh yang menarik dari budaya politeistik di dunia kuno. Politeisme adalah sistem kepercayaan yang memuja banyak dewa, dan Dushara adalah salah satu dewa yang sangat dihormati dalam kepercayaan orang Nabatean. Praktik keagamaan mereka mencakup pengorbanan, persembahan, dan ritual-ritual yang ditujukan kepada dewa-dewa mereka.

    Selama berabad-abad, Petra dan agama politeistik yang dianut oleh orang Nabatean berkembang dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari serta arsitektur kota tersebut. Kehadiran kuil-kuil dan relief-relief keagamaan yang masih ada di Petra memberikan wawasan tentang pentingnya politeisme dan Dushara dalam sejarah dan budaya kota ini.

    Kekristenan

    Bangunan kuno Petra di Yordania merupakan salah satu situs arkeologi yang memiliki keterkaitan dengan sejarah Kekristenan. adalah sebuah kota kuno yang dibangun oleh suku Nabatean pada abad ke-4 SM, sebelum datangnya agama Kristen. Namun, ada beberapa keterkaitan antara Petra dan Kekristenan:

    1. Saluran Perdagangan: terletak di persimpangan jalur perdagangan penting yang menghubungkan Timur Tengah, termasuk Yerusalem. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa penduduk Petra memiliki kontak dengan orang-orang Kristen pada masa itu.
    2. Gereja-Gereja Kuno: Di dalam kota, terdapat beberapa struktur yang diidentifikasi sebagai gereja-gereja kuno. Ini menunjukkan bahwa komunitas Kristen mungkin telah ada di Petra pada suatu saat dalam sejarah.
    3. Referensi Sejarah: Meskipun tidak ada bukti konkret tentang sejarah Kristen, beberapa catatan sejarah dan literatur mengacu pada Petra dalam konteks sejarah Kristen kuno. Salah satu contoh adalah pelayaran Santo Paulus dalam Perjanjian Baru, yang mungkin telah melibatkan wilayah yang dekat dengan Petra.

    Meskipun ada indikasi keterkaitan antara Petra dan Kekristenan, bukti konkret tentang adanya komunitas Kristen di Petra masih belum sepenuhnya terungkap. Penelitian dan ekskavasi arkeologi terus berlanjut untuk mengungkap lebih banyak tentang sejarah  dan potensi hubungannya dengan Kekristenan.

    Pariwisata

    Sebagian besar pengunjung menginap di banyak hotel berstandar internasional di kota Petra dengan akses jalan kaki yang cukup singkat ke Petra. Ada juga homestay dan penginapan yang lebih tradisional, bahkan kesempatan untuk tinggal di gua. Pengunjung terkadang termasuk mereka yang telah mendaki atau berlari melintasi gurun selatan Yordania untuk sampai ke Petra.

    Dalam budaya populer

    Literatur

    • Pada tahun 1845, penyair Britania John William Burgon memenangkan Penghargaan Newdigate Universitas Oxford untuk puisinya “Petra”, berisi deskripsi terkenal “… kota merah mawar setengah setua waktu”.
    • Petra muncul di novel Left Behind Series; Appointment with Death; The Eagle in the Sand; The Red Sea Sharks, buku kesembilan belas di serial The Adventures of Tintin; dan di Kingsbury’s The Moon Goddess and the Son. Itu memainkan peran penting dalam novel misteri Marcus Didius Falco Last Act in Palmyra, dan merupakan setting untuk Agatha Christie’s Appointment With Death. Dalam novel Blue Balliett, Chasing Vermeer, karakter Petra Andalee dinamai sesuai situsnya.
    • Pada tahun 1979 Marguerite van Geldermalsen dari Selandia Baru menikah dengan Mohammed Abdullah, seorang Badui di Petra. Mereka tinggal di sebuah gua di Petra sampai kematian suaminya. Dia menulis buku Married to a Bedouin.
    • Seorang wanita Inggris, Joan Ward, menulis Living With Arabs: Nine Years with the Petra Bedouin
    • mendokumentasikan pengalamannya selama tinggal di Umm Sayhoun bersama Petra Badui, selama periode 2004–2013.

    Drama

    Tragikomedie dramawan John Yarbrough, Petra, debuted at the Manhattan Repertory Theatre in 2014 dan diikuti oleh pertunjukan pemenang penghargaan di Hudson Guild di New York pada tahun 2015. Itu dipilih untuk antologi Best American Short Plays 2014-2015

    Film

    Situs ini muncul dalam film-film seperti Indiana Jones and the Last Crusade, Arabian Nights, Passion in the Desert, Mortal Kombat: Annihilation, Sinbad and the Eye of the Tiger, The Mummy Returns, Krrish 3, Transformers: Revenge of the Fallen, Samsara dan Kajraare

    Televisi

    • Petra muncul di episode 20 Misaeng.
    • Petra muncul di episode Time Scanners, dibuat untuk National Geographic, di mana enam struktur kuno dipindai dengan laser, dengan hasil yang dibuat menjadi model 3D. Examining the model of Petra revealed insights into how the structure was built.
    • Petra adalah fokus dari acara khusus PBS Amerika Nova, “Petra: Lost City of Stone”, which premiered in the US and Europe in February 2015.
    • Petra adalah pusat dari serial asli Arab pertama Netflix Jinn, yang merupakan drama supernatural dewasa muda tentang jin di kota kuno Petra. Mereka harus mencoba dan menghentikan iblis dari menghancurkan dunia. Acara ini ditembak di Yordania dan memiliki lima episode

    Permainan video

    Peta yang dapat dimainkan berdasarkan Petra ditambahkan ke Overwatch pada tahun 2018, menampilkan rekreasi Al-Khazneh

    Musik dan video musik

    • Enam bulan setelah pendakian mematikan oleh dua orang Israel pada tahun 1958, Haim Hefer menulis lirik untuk sebuah balada berjudul Ha-Sela ha-Adom (“Batu Merah”)
    • Pada tahun 1977, saudara-saudara Rahbani Lebanon menulis musikal Petra sebagai tanggapan terhadap Perang Saudara Lebanon.
    • Sisters of Mercy memfilmkan video musik mereka untuk “Dominion/Mother Russia” di dalam dan sekitar Al-Khazneh (“Perbendaharaan”) pada Februari 1988.
    • Pada tahun 1994, Petra muncul dalam video untuk single Urban Species “Spiritual Love”

    Dokumentasi 3D

    Beberapa struktur di Taman Arkeologi Petra didokumentasikan secara spasial oleh Zamani Project dan terlihat di repository maDIH

  • TEMBOK BESAR Tiongkok MASUK KEAJAIBAN DUNIA

    TEMBOK BESAR Tiongkok MASUK KEAJAIBAN DUNIA

    Tembok Besar Tiongkok atau Tembok Raksasa Tiongkok (Hanzi tradisional: 長城; Hanzi sederhana: 长城; Pinyin: Chángchéng) juga dikenal di Tiongkok dengan nama Tembok Sepanjang 10.000 Li (萬里長城; 万里长城; Wànlĭ Chángchéng) adalah bangunan terpanjang yang pernah diciptakan manusia yang berada di Tiongkok.

    Tembok Besar Tiongkok dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

    Panjang

    Tembok Besar Tiongkok tidak panjang terus menerus, tetapi merupakan kumpulan tembok-tembok pendek yang mengikuti bentuk pegunungan Tiongkok utara. Pada tanggal 18 April 2009, setelah investigasi secara akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, diumumkan bahwa tembok raksasa yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming panjangnya adalah 8.851 km.

    Menurut catatan sejarah, setelah tembok panjang dibangun oleh Ming, barulah dikenal istilah “changcheng” (长城, “tembok besar” atau “tembok panjang”). Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok Besar Tiongkok dalam Bahasa Mandarin adalah “wanli changcheng”, bermakna “tembok yang panjangnya 10 ribu li”. Pada masa sekarang istilah ini resmi digunakan.

    Pada tahun 2009, Badan Survei dan Pemetaan dan Badan Administrasi Warisan Budaya Republik Rakyat Tiongkok melakukan penelitian untuk menghitung ulang panjang Tembok Besar Tiongkok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tembok Besar Tiongkok lebih panjang daripada rentang yang saat ini diketahui. Menurut pengukuran, panjang keseluruhan tembok mencapai 8.850 km. Proyek tersebut juga telah menemukan bagian-bagian tembok lain yang panjangnya 359 km, parit sepanjang 2232 km, serta pembatas alami seperti perbukitan dan sungai sepanjang 2232 km. Rentang rata-rata Tembok Besar Tiongkok adalah 5000 km, umumnya dikutip dari berbagai catatan sejarah

    Terlihat dari ruang angkasa

    Tembok Besar Tiongkok disebut-sebut sebagai salah satu bangunan buatan manusia yang terlihat dari ruang angkasa dengan mata telanjang. Namun, setelah dilakukan investigasi oleh para astronaut, persepsi tersebut tidak benar. Dari orbit yang rendah, bangunan buatan manusia seperti jalan, kapal laut, kota dan lain-lain memang dapat terlihat, tetapi pada saat melewati orbit bumi dengan tinggi puluhan ribu kaki, tak satu pun benda di permukaan bumi yang dapat terlihat, termasuk Tembok Besar Tiongkok. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan NASA: “The Greatwall can barely be seen from the Shuttle, so it would not be possible to see it from the moon with the naked eye

    Tembok Besar Tiongkok ini hampir tidak terlihat dari dalam Pesawat Ulang Alik, sehingga tidak mungkin dapat terlilat dari bulan dengan mata telanjang

    Astronot Tiongkok pertama yang diluncurkan di ruang angkasa pada tahun 2004, Yang Liwei, juga menyatakan bahwa ia tidak dapat melihat bangunan tersebut.

    Persepsi mengenai terlihatnya tembok raksasa dari ruang angkasa sudah menjadi mitos, bahkan ditulis ke dalam buku pelajaran sekolah di Tiongkok Bukti terawal berasal dari tulisan kolektor barang antik asal Inggris bernama William Stukeley tahun 1754 yang membandingkan Tembok Besar Tiongkok dengan Tembok Hadrian di Inggris dengan menyatakan bahwa Tembok Hadrian di Inggris hanya dapat dikalahkan oleh Tembok Besar Tiongkok, yang merupakan bangunan penting di dunia, sehingga bisa jadi terlihat dari bulan (“This mighty wall of 4 score miles in length is only exceeded by the Chinese wall, which makes a considerable figure upon the terrestrial globe, and may be discerned at the moon.”) Buku karya Richard Halliburton, petualang asal Amerika pada tahun 1938 yang berjudul “Second Book of Marvels”, semakin membuat orang-orang percaya bahwa tembok raksasa dapat dilihat dari ruang angkasa

    Sejarah

    Sejarahnya, pembangunan tembok adalah salah satu bagian terpenting dalam sejarah arsitektur Tiongkok, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan. Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan antara lain sebagai benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan.

    Berdasarkan bukti tertulis yang bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok Besar Tiongkok dikonstruksikan mayoritas pada periode Dinasti Qin, Dinasti Han dan Dinasti Ming. Namun, sebagian besar berupa tembok raksasa yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode Ming

    Pra-Qin

    Sebelum periode Dinasti Qin, pembangunan tembok raksasa paling awal dilakukan pada Zaman Musim Semi dan Gugur (722 SM-481 SM) dan Zaman Negara Perang (453 SM- 221 SM) untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara Tiongkok. Negeri-negeri yang tercatat berkontribusi dalam konstruksi pertama antara lain negeri Chu, Qi, Yan, Wei dan Zhao.Dalam periode-periode berikutnya, tembok raksasa bertambah panjang, diperbaiki dan dimodifikasi

    Dinasti Qin

    Pada tahun 220 SM di bawah perintah Kaisar Qin Shi Huang, Jendral Meng Tian mengumpulkan tenaga kerja sebanyak 300 ribu orang untuk menyambungkan tembok-tembok sebelumnya sebagai garis pertahanan.Pembangunan yang memakan waktu 9 tahun memerlukan biaya mahal dan mengorbankan rakyat jelata. Tenaga kerja yang jadi korban mencapai jutaan jiwa sehingga negara menjadi lemah. Kebencian rakyat pada kerja paksa tersebut memicu kemarahan petani yang berontak menggulingkan Dinasti Qin.Setelah itu, pembangunan tembok raksasa tidak dilanjutkan

    Dinasti Han

    Tahun 127 SM, saat Kaisar Han Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek renovasi dan pembangunan bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama 20 tahun menambah panjang tembok secara keseluruhan menjadi 1000 km.Pada periode pertama Han, tembok raksasa berfungsi sebagai pelindung kawasan barat dari Bangsa Hun yang mengancam rakyat Tiongkok setelah pengaruh Hun melemah, pembangunan tembok tidak dilanjutkan. Mulai tahun 39 M, atas perintah Guang Wudi, jendral Ma Cheng memulai kembali proyek pembangunan tembok besar.ada saat itu, bangsa Hun terpecah menjadi 2 bagian, utara dan selatan.Bangsa Hun utara berhasil ditundukkan oleh Han sementara bagian selatan berdamai. Setelah itu, pembangunan tembok raksasa ditinggalkan karena Tiongkok sudah mempunyai kekuatan militer yang besar

    Dinasti Ming

    Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), setelah menaklukkan bangsa Mongol, tembok raksasa dari periode sebelumnya dikonstruksikan kembali, dengan catatan panjang 5.650 km. Pada masa ini, Tembok Besar Tiongkok dibagi ke dalam 9 distrik militer yang dilengkapi benteng-benteng pertahanan dan pintu gerbang untuk mengawasi daerah perbatasan.Di atasnya dibuat jalan sebagai jalur transportasi.Pintu gerbang paling timur dinamakan Shanhaiguan dan pintu gerbang paling barat dinamakan Jiayuguan

    Arsitektur

    Menara suar

    Menara suar atau fenghuotai (烽火台) digunakan untuk menyampaikan pesan militer dengan cara membuat sinyal asap pada siang hari dan api pada malam hari untuk memberitahukan adanya gerak-gerik musuh. Merupakan salah satu bagian tembok besar terpenting, struktur ini dibuat di tiap bagian tembok raksasa dengan material lokal. Di daerah pegunungan, tersusun dari batu bata, di padang rumput atau gurun terbuat dari tanah liat. Bentuk bisa bulat, lonjong dan persegi. Terdapat 3 jenis menara suar, yakni tipe yang dibangun di atas tembok, dalam tembok atau dibangun terpisah untuk mengintai musuh

    Pintu gerbang (celah)

    Struktur pintu gerbang berfungsi sebagai benteng pada posisi-posisi penting Tersusun dari:

    1. Chengqiang atau tembok pertahanan (城墙), dengan tinggi maksimal 10 meter. Bagian luar terbuat dari batu bata besar atau batu granit. Bagian dalam terbuat dari tanah kuning atau campuran batu-batu kerikil.Di atas tembok dapat dilalui penunggang kuda. Di sisi tembok terdapat tembok pelindung berbentuk persegi sebagai tempat untuk mengawasi dan berlindung.
    2. Chenglou atau menara gerbang (城楼): pintu untuk keluar masuk perbatasan, sebagai tempat keluarnya pasukan saat menyerang musuh.Gerbang dinamakan sesuai dengan nama celah.
    3. Wangcheng: tembok kecil di luar tembok besar yang berfungsi sebagai pelindung pintu gerbang. Luo Cheng: tembok kedua untuk melindungi wengcheng.
    4. Parit dan saluran air dalam untuk memperlambat gerakan musuh, memberi kesempatan untuk menyerang dengan cepat

    Tembok

    Tembok merupakan badan utama arsitektur tembok raksasa.Fungsinya menghubungkan menara suar, menara pengintai dan pintu gerbang menjadi sebuah garis pertahanan. Ketinggiannya tergantung pada bentuk dataran. Pada daerah-daerah strategis dibuat lebih tinggi.Pada saat melintasi gunung atau daerah dengan bentuk tidak rata dibuat serendah mungkin untuk menghemat bahan dan tenaga. Rata-rata tinggi tembok 23-26 kaki.

    Bagian-bagian penting di tembok:

    • nuqiang (女牆), tembok pelindung di sisi atas struktur tembok. Dibangun untuk melindungi tentara dan kuda di atas tembok. Jika tembok raksasa melintasi sisi gunung curam, hanya dibangun satu buah nuqiang untuk menghemat bahan.
    • duokou (垛口) tembok bercelah untuk mengintai.Doukou ini masih dilapisi oleh lapisan tembok lagi sebagai pelindung.
    • jalur kuda:jalan setapak di sebelah menara pengintai yang bisa dilewati penunggang kuda untuk mencapai bagian atas tembok.
    • quanmen: pintu melengkung di bagian dalam tembok sebagai jalan masuk ke atas tembok

    Material

    Material yang digunakan untuk membuat tembok raksasa beda-beda sesuai periode dinasti. Sebelum batu bata ditemukan, tembok besar dibuat dari tanah, batu dan kayu.Karena pembangunannya selalu membutuhkan sumber daya yang banyak, para pekerja memanfaatkan bahan-bahan yang seadanya. Saat melewati gunung, batu gunung akan digunakan. Pada saat membangun di tanah datar, tembok dibuat dari tanah yang digemburkan dan jika melewati padang gurun, bahan yang digunakan adalah rerumputan campur pasir dan ranting-ranting pohon konifer. Tembok dari bahan ini rapuh, mudah ditembus dan cepat hancur. Pada masa Dinasti Qin, teknologi belum maju, sehingga material yang digunakan adalah tanah atau tanah campur kerikil. Pada masa itu struktur benteng belum didirikan. Beberapa bagian tembok hanya terdiri dari gundukan batu-batu besar.

    Pada masa Dinasti Han, bahan tanah dan batu seperti masa sebelumnya masih umum digunakan.

    Pada masa Dinasti Tang, batu bata sudah diproduksi. Namun, karena mahal, hanya terbatas pada gerbang kota dan tembok yang dekat.

    Baru pada zaman Dinasti Ming, teknologi pembangunan tembok sudah lebih maju. Namun, baru pada pertengahan periode dinasti tersebut batu bata berkualitas diproduksi. Batu bata lebih baik daripada tanah atau batu kerikil karena lebih ringan, tahan beban dan lebih efektif dalam waktu yang cepat. Batu masih dipakai, terutama untuk pondasi, pinggiran luar dan dalam gerbang dikarenakan lebih kuat daripada batu bata.Adukan batu kapur dengan beras ketan efektif sebagai semen yang dapat merekatkan batu bata

    Penemuan baru

    Beberapa tahun belakangan mulai ditemukan beberapa bagian tembok di wilayah-wilayah Tiongkok yang tak terjangkau. Pada tahun 1998, ditemukan situs tembok dekat salah satu jalur sutra di antara provinsi Gansu dan Xinjiang. Tembok-tembok yang dibangun dari tanah berpasir kuning dan ranting-ranting Eucalyptus marginata tersebut memiliki panjang 500 km, termasuk benteng pertahanan kokoh. Penemuan ini menambah panjang tembok besar menjadi 2.700 km.

    Di gurun-gurun pasir di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang sering berpindah-pindah, juga telah membuka bagian-bagian tembok dan benteng konstruksi Ming.

    Penemuan prasasti yang berisi ukiran tulisan di berbagai wilayah Tiongkok di sekitar tembok menjadi sumber sejarah tertulis penting tentang dokumentasi pembangunan Tembok Besar Tiongkok. Prasasti paling awal adalah inskripsi Dinasti Qi Utara (550-577). Prasasti Dinasti Ming banyak ditemukan di Beijing dan provinsi Hebei, tetapi terancam rusak atau hilang karena hujan, angin, erosi dan kerusakan lingkungan.

    Dalam penelitian itu, teknologi GPS dan infra merah yang digunakan dapat membantu mendeteksi beberapa bagian yang terkubur akibat badai pasir. Bagian-bagian baru yang ditemukan adalah hasil konstruksi pada masa Dinasti Ming (1368-1644) yang membentang dari Pegunungan Hu di provinsi Liaoning bagian utara sampai Celah Jiayu di barat provinsi Gansu. Proyek ini juga memetakan bagian-bagian tembok yang didirikan pada zaman Qin (221-206 SM) dan Han (206 SM-9M

    Kerusakan dan pemeliharaan

    Walaupun merupakan situs yang dilindungi, Tembok Besar Tiongkok mengalami banyak kerusakan yang sebagian besar diakibatkan pembangunan infrastruktur yang serampangan, pencurian artefak batu inskripsi dan bagian-bagian tembok dan perbaikan yang dilakukan sembarangan.

    Laporan konservasi pada awal tahun 2004 melaporkan bahwa hanya 1/3 dari panjang 6.350 km tembok yang sekarang masih terpelihara, membuat rentang tembok “semakin pendek”. Banyak warga di sekitar situs-situs kuno tidak mengetahui mereka tinggal berdekatan karena pandangan mengenai tembok raksasa merupakan benteng arsitektur Ming yang kokoh, tetapi sebenarnya kondisi Tembok Besar Tiongkok tidak seragam. Penduduk sekitar menggunakan batu bata tembok besar untuk membangun rumah dan kandang hewan ternak.

    Tembok yang berada di luar Beijing merupakan bagian yang paling terancam, seperti di provinsi Shaanxi dan Ningxia. Dari 2.000 km rentang tembok di provinsi Shaanxi, 1/3 dari 850 km dari struktur Ming telah lenyap karena aktivitas pembangunan infrastruktur dan industri. Sebanyak 40 lobang tembok ditembus oleh jalan untuk kendaraan

    Sementara itu, tembok besar di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang memiliki panjang 1500 km yang didirikan dari berbagai periode mulai dari Zaman Negara Berperang, Dinasti Qin, Dinasti Han, Dinasti Sui dan Dinasti Ming merupakan bagian yang rentan kerusakan seperti dibobol untuk jalur kendaraan dan erosi.

    Upaya dan proyek-proyek renovasi telah dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok guna memperbaiki kerusakan. Salah satunya dengan cara membuka jurusan Studi Tembok Raksasa (长城学;Changchengxue) di universitas-universitas lokal. Studi ini adalah cabang baru sejarah Tiongkok yang dikembangkan untuk menarik perhatian arkeolog dan peneliti muda untuk menelusuri sejarah tembok raksasa dan pelestariannya

    Catatan

    10.000 li = 5.760 km. Dalam bahasa Mandarin, jumlah 10.000 biasanya secara figuratif dianggap sebagai “tidak terbatas”, sehingga angka tersebut sebenarnya mengandung arti “tembok yang panjangnya tak terbatas”.